Kesepian? Siapa Takut! (2)

“Aku merasa kesepian karena pikiranku sendiri, ingin dicari tapi tidak ingin mencari. Merasa tidak ada yang menemani padahal sebenarnya ada.”

Tidak bisa dipungkiri bahwa hampir setiap manusia pernah merasa kesepian. Ketika merasakannya, ada kekosongan yang mungkin tidak bisa dijelaskan dengan mudah. Tidak semua manusia memahami kesepian yang dirasakan, mengetahui penyebabnya, atau mengatasinya dengan tepat.

Berkaitan dengan hal ini, penulis melakukan proyek kecil dengan mewawancarai dua narasumber. Kedua narasumber memiliki latar belakang yang berbeda. Orang pertama adalah anak tunggal dan biasa menikmati kesendirian. Sementara itu, orang kedua adalah anak ketiga dari lima bersaudara dan terbiasa hidup dengan suasana keluarga yang ramai.

Sebagai catatan, keduanya merupakan mahasiswa rantau. Perantauan ini menyebabkan mereka jauh dari keluarga dan muncul orang lain yang mulai mereka anggap sebagai “keluarga”. Orang yang dimaksud adalah teman yang mereka anggap memiliki peran penting layaknya “keluarga”.

Darimana Datangnya “Kesepian”?

Ada pendapat yang mirip mengenai makna kesepian dari sudut pandang narasumber.  Pada dasarnya kedua narasumber ini berpikir bahwa kesepian adalah ketika merasa tidak ada kehadiran orang lain dalam hidupnya. Bagi narasumber pertama,  kesepian diartikan ketika merasa sudah tidak ada orang yang peduli lagi padanya. Sementara itu, narasumber kedua memandang kesepian terjadi saat merasa benar-benar sendiri padahal kita memiliki teman di luar sana.

Selain itu, ada perbedaan dalam menilai penyebab merasa kesepian dalam hidup mereka.  Ada yang merasa sepi karena sudah jarang bertemu dengan teman. Teman yang dimaksud yakni teman yang sudah bersama dari awal sampai akhir kuliah. Memasuki masa akhir kuliah ini, pertemuan bersama teman yang dilakukan sudah tidak seintensif dulu.

Di sisi lain, ada yang merasa kesepian ketika sedang menghadapi masalah. Ia akan berpikir siapa saja orang yang akan hadir ketika ia menghadapi masalah. Terkadang, ia merasa tidak ada siapa-siapa yang hadir pada saat dibutuhkan. Ia akan merasa sepi karena harus menyelesaikan semuanya sendiri. Meskipun begitu, ia lebih memilih untuk menyelesaikan sendiri masalah yang dihadapi.

Seringkali, ada yang memang tidak mengerti alasan di balik kesepian yang dirasakan. Ia hanya dapat merasa kosong dan hampa, lalu bingung cara mengatasinya.

Memaknai Kesepian

Apabila melihat secara ilmiah, terdapat tiga poin utama terkait masalah kesepian. Pertama, kesepian adalah akibat dari berkurangnya hubungan sosial seseorang secara jumlah maupun mutu. Hal ini terjadi ketika ada ketidakcocokan antara hubungan sosial sesungguhnya dengan kebutuhan seseorang untuk melakukan kontak sosial.

Kedua, merasa kesepian sama dengan pengalaman subjektif dan berbeda dengan pengasingan sosial. Pengasingan sosial mengacu pada pemisahan seseorang secara fisik dari orang lain. Sebagai contoh, tinggal sendiri atau berada di pedalaman desa. Sementara itu, kesepian adalah perasaan subjektif saat sedang sendirian atau terpisah dengan orang lain. Seseorang bisa merasa sendirian tanpa kesepian atau merasa sepi di tengah keramaian.

Ketiga, merasa sepi termasuk dalam pengalaman tidak menyenangkan. Kesepian memang bagian pengalaman manusia yang tidak bisa dielakkan. Pengalaman ini melibatkan periode pertengkaran diri dan dapat memicu pertumbuhan diri seseorang.

Bagaimana Pandangan Ilmiah tentang Penyebab Kesepian?

Perlman dan Peplau mengemukakan dua penyebab kesepian, yaitu faktor yang membuat rentan dan peristiwa yang memicu. Faktor yang membuat seseorang rentan merasa kesepian terdiri dari, karakter individu (pemalu, introvert, kurang tegas, keberhargaan diri rendah), karakter situasi (kompetitif, isolasi sosial, kesempatan untuk kontak sosial), dan nilai budaya (individualis, sekularisasi, urbanisasi).

Putus cinta atau pindah ke lingkungan baru yang dapat mengubah kehidupan sosial seseorang secara signifikan merupakan contoh peristiwa yang dapat memicu kesepian. Peristiwa ini menjadi pemicu karena ada keinginan untuk melakukan kontak sosial tetapi tidak didukung dengan peningkatan kontak sosial sebenarnya yang sama.

Penelitian Cutrona menemukan tiga penyebab utama kesepian pada mahasiswa. Penyebabnya adalah putus cinta, merantau jauh dari keluarga serta teman, dan masalah dengan teman atau relasi. Selain itu, survei yang dilakukan Perlman dan Goldenberg menunjukkan semakin tua seorang pelajar, maka kehilangan kontak dengan teman menjadi penyebab kuat kesepian.

Kesepian Dialami Setiap Orang

Pada dasarnya setiap orang pernah mengalami kesepian. Kesepian merupakan pengalaman subjektif yang tidak menyenangkan dan terjadi ketika intensitas komunikasi dengan orang lain berkurang. Alasan di balik terjadinya kesepian juga berbeda bagi setiap orang. Ada yang berasal dari dalam ataupun luar diri sendiri.

Meskipun begitu, kesepian bukanlah sebuah masalah.  Bukan sebuah masalah selama kita mampu mengenali dan mengetahui cara menghadapinya. Dengan lebih mengenal diri sendiri, kita mampu menelaah penyebab kesepian yang dirasakan. Selanjutnya, kita mampu memutuskan cara seperti apa untuk menghadapi kesepian.

Ingin tahu lebih lanjut mengenai kesepian? Bagaimana sebenarnya cara menghadapi kesepian? Nantikan artikel selanjutnya!

Zahrah Nabila

a psychology student who is still learning and should treat herself first, before treat others

Previous
Previous

Ini Kunci Hubungan yang Langgeng

Next
Next

Kenali Rasa Cemasmu!